SATELIT
Satelit adalah benda yang mengorbit benda lain dengan periode revolusi dan rotasi tertentu.
Terdapat dua jenis satelit yaitu satelit alami dan satelit buatan. Satelit alami adalah benda-benda luar angkasa alami (bukan buatan manusia) yang mengorbit pada sebuah planet atau benda lain yang lebih besar daripada dirinya. Salah satu contoh satelit alami yang dimiliki bumi adalah bulan. Sedangkan Satelit buatan adalah benda buatan manusia yang diluncurkan ke luar angkasa dan beredar mengelilingi planet. Salah satu contoh satelit buatan yang dimiliki Indonesia adalah Satelit Palapa. Satelit buatan memiliki berbagai macam kegunaan seperti untuk tujuan telekomunikasi, mata-mata (militer), penelitian, pengamatan bumi dan benda-benda luar angkasa, dan sebagainya.
Sejarah Satelit
Satelit buatan pertama adalah Sputnik 1 yang diluncurkan pada 4 Oktober 1957 oleh Uni Soviet. Namun, Project RAND ternyata sudah merilis The Preliminary Design of an Experimental Circling Spaceship, yang ditandai dengan kalimat, “A satellite vehicle with appropriate instrumentation can be expected to be one of the most potent scientific tools of the Twentieth Century…” Amerika dikabarkan meluncurkan roket orbital pada 1945 dibawah naungan Biro Aeronautika, Angkatan Laut Amerika Serikat. Project RAND menulis semuanya secara terinci dalam laporannya, namun tidak percaya bahwa satelit digunakan untuk keperluan militer, melainkan sebagai sarana sains, politik dan propaganda, sehingga pada tahun 1954, Sekretariat Pertahanan Amerika Serikat menyatakan bahwa tidak ada program satelit yang dijalankan di Amerika pada saat itu. Dibawah tekanan beberapa organisasi sains, pada awal 1955 Angkatan Udara dan Angkatan Laut Amerika Serikat akhirnya mengerjakan Project Orbiter, dengan menggunakan Jupiter C Rocket untuk meluncurkan satelit kecil yang diberi nama Explorer 1 pada 31 Januari 1958.
Perlu dicatat bahwa pada masa itu, orang-orang masih belum memiliki teknologi secanggih orang-orang masa kini dalam meneliti angkasa luar dan atmosfer. Sebelum era satelit, manusia menggunakan balon yang dinaikkan sejauh 30 km ke atmosfer, dan gelombang radio untuk meneliti ionosfer. Era ruang angkasa kemudian dimulai pada tahun 1946, sejak para ilmuwan mulai mengukur atmosfer lapisan atas bumi menggunakan roket V-2 milik Jerman yang tertangkap. Hingga tahun 1952, mereka menggunakan V-2 dan roket Aerobee untuk meneliti atmosfer lapisan atas.
Pada 29 Juli 1955, Presiden Amerika Serikat mencanangkan Project Vanguard, dengan jadwal peluncuran satelitnya pada musim semi 1958. Tidak mau kalah, Uni Soviet meluncurkan Sputnik 1 pada 4 Oktober 1957. Amerika mengikuti jejak Sputnik 1 dengan menggunakan Space Surveillance Network (SSN) selain mengamati dan meneliti objek-objek ruang angkasa lainnya. Yang kemudian terjadi adalah kompetisi super-ketat antara kedua negara dalam memperbaharui dan meluncurkan sistem satelit terbaru.
Pada tanggal 1 Oktober 1958, inagurasi NASA diadakan sebagai suksesor dari NACA (National Advisory Committee for Aeronautics, didirikan pada 1915 untuk mendukung penelitian-penelitian industri aeronautik negara). NASA diberikan mandat yang sama, dan diharapkan dapat mendukung penelitian terhadap perkembangan satelit di Amerika Serikat.
Sementara itu, persaingan antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet terus berlangsung. Pada 12 April 1961, kosmonot Soviet Yuri Gagarin menjadi manusia pertama di ruang angkasa. Amerika Serikat kemudian merencanakan Project Mercury dan tujuh astronotnya. Kemudian, presiden John F. Kennedy berjanji pada negara dan masyarakatnya untuk mendaratkan seorang astronot di bulan sebelum akhir dari dekade tersebut, dengan nama Project Apollo. Sayangnya, berbagai kecelakaan terjadi pada proses pelaksanaan Project Apollo. Misalnya saja pada 27 Januari 1967; terjadi kebakaran pada modul perintah Apollo, yang menewaskan tiga orang astronot. Berbagai kecelakaan dan kegagalan mewarnai Project Apollo, hingga akhirnya Apollo 11 diluncurkan pada tahun 1969. Pada tanggal 20 Juli tahun itu, Neil Armstrong bersama dengan Edwin Aldrin (yang kemudian menjadi ikon kartun anak-anak Buzz Lightyear) menjadi manusia pertama yang menjejakkan kaki di bulan, sedang astronot Michael Collins tinggal di pesawat ulang-alik.
Kecelakaan juga terjadi di pihak Uni Soviet. Pada tahun 1967, tahun yang sama dengan kecelakaan Apollo pertama, seorang kosmonot kehilangan nyawanya. Menyusul kemudian, pada 1971, tiga orang kosmonot lagi meninggal. Mereka adalah Georgi Dobrovolsky, Vladislav Volkov, dan Victor Patseyev.
Project Apollo ternyata tidak terhenti di Apollo 11. Namun, proyek tersebut pun ternyata harus dihentikan pada Apollo 17 pada bulan Desember tahun 1972, sebab terjadi perubahan iklim sosial dan politik Amerika Serikat, selain karena keterbatasan dana—uang yang ada pada saat itu habis untuk mendanai (misalnya) Perang Vietnam.
Meski Project Apollo terhenti, masih banyak hal yang dilakukan oleh Amerika dalam mengembangkan sistem satelitnya. Singkatnya, secara garis besar, pada era 1970-an hingga 1980-an, terdapat berbagai misi antariksa yang dijalankan oleh Amerika, seperti misalnya Apollo-Soyuz Test Project, yang pada akhirnya melibatkan Amerika dan Uni Soviet bersama-sama pada orbit. Selain itu, mereka juga mengembangkan teknologi pesawat ulang-alik. Sayangnya, misi planetari sempat mati pada akhir 70-an hingga akhir 80-an karena ACTS (Advanced Communication Technology Satellites, diluncurkan pada 1993) berpotensi kurang sempurna, dan terutama karena terjadi beberapa kecelakaan lagi. Pada Februari 1984, satelit telekomunikasi Westar VI ‘tersangkut’ di orbit karena booster-nya mengalami kegagalan. Kemudian, kecelakaan terberat yang menjadi kekhawatiran utama adalah meledaknya The Challenger kurang dari dua tahun kemudian, yang merupakan tragedi tersesar NASA selain meledaknya Columbia pada tahun 2003.
Untung saja, misi planetari tidak terhenti selamanya. Pada era 1990an, satelit Galileo menginvestigasi Jupiter dan bulan-bulannya. Huble Space Telescope juga meneruskan penelusurannya terhadap ruang angkasa dari orbit rendash bumi. Selain itu, sebuah Rover meneliti Mars, mencoba mencari kebenaran akan kabar burung mengenai adanya kehidupan di planet merah tersebut. Rover tersebut dikendalikan dari bumi.
Berkebalikan dari era 70-80an, misi planetari pada masa kini malah makin berkembang dan ditunggu-tunggu kabar beritanya oleh khalayak ramai, bahkan oleh orang awam sekalipun. Orang-orang makin penasaran akan ada-tidaknya kehidupan di planet lain, bahkan mungkin di galaksi lain. Mars bisa dikatakan sebagai objek penelitian utama. Sebab, selain penelitian mengenai ada-tidaknya kehidupan disana, diteliti juga mengenai kemungkinan manusia untuk tinggal disana. Seri baru satelit ulang-alik pun dirancang untuk menjelajahi Mars dan isinya.
Pada 29 Juli 1955, Presiden Amerika Serikat mencanangkan Project Vanguard, dengan jadwal peluncuran satelitnya pada musim semi 1958. Tidak mau kalah, Uni Soviet meluncurkan Sputnik 1 pada 4 Oktober 1957. Amerika mengikuti jejak Sputnik 1 dengan menggunakan Space Surveillance Network (SSN) selain mengamati dan meneliti objek-objek ruang angkasa lainnya. Yang kemudian terjadi adalah kompetisi super-ketat antara kedua negara dalam memperbaharui dan meluncurkan sistem satelit terbaru.
Pada tanggal 1 Oktober 1958, inagurasi NASA diadakan sebagai suksesor dari NACA (National Advisory Committee for Aeronautics, didirikan pada 1915 untuk mendukung penelitian-penelitian industri aeronautik negara). NASA diberikan mandat yang sama, dan diharapkan dapat mendukung penelitian terhadap perkembangan satelit di Amerika Serikat.
Sementara itu, persaingan antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet terus berlangsung. Pada 12 April 1961, kosmonot Soviet Yuri Gagarin menjadi manusia pertama di ruang angkasa. Amerika Serikat kemudian merencanakan Project Mercury dan tujuh astronotnya. Kemudian, presiden John F. Kennedy berjanji pada negara dan masyarakatnya untuk mendaratkan seorang astronot di bulan sebelum akhir dari dekade tersebut, dengan nama Project Apollo. Sayangnya, berbagai kecelakaan terjadi pada proses pelaksanaan Project Apollo. Misalnya saja pada 27 Januari 1967; terjadi kebakaran pada modul perintah Apollo, yang menewaskan tiga orang astronot. Berbagai kecelakaan dan kegagalan mewarnai Project Apollo, hingga akhirnya Apollo 11 diluncurkan pada tahun 1969. Pada tanggal 20 Juli tahun itu, Neil Armstrong bersama dengan Edwin Aldrin (yang kemudian menjadi ikon kartun anak-anak Buzz Lightyear) menjadi manusia pertama yang menjejakkan kaki di bulan, sedang astronot Michael Collins tinggal di pesawat ulang-alik.
Kecelakaan juga terjadi di pihak Uni Soviet. Pada tahun 1967, tahun yang sama dengan kecelakaan Apollo pertama, seorang kosmonot kehilangan nyawanya. Menyusul kemudian, pada 1971, tiga orang kosmonot lagi meninggal. Mereka adalah Georgi Dobrovolsky, Vladislav Volkov, dan Victor Patseyev.
Project Apollo ternyata tidak terhenti di Apollo 11. Namun, proyek tersebut pun ternyata harus dihentikan pada Apollo 17 pada bulan Desember tahun 1972, sebab terjadi perubahan iklim sosial dan politik Amerika Serikat, selain karena keterbatasan dana—uang yang ada pada saat itu habis untuk mendanai (misalnya) Perang Vietnam.
Meski Project Apollo terhenti, masih banyak hal yang dilakukan oleh Amerika dalam mengembangkan sistem satelitnya. Singkatnya, secara garis besar, pada era 1970-an hingga 1980-an, terdapat berbagai misi antariksa yang dijalankan oleh Amerika, seperti misalnya Apollo-Soyuz Test Project, yang pada akhirnya melibatkan Amerika dan Uni Soviet bersama-sama pada orbit. Selain itu, mereka juga mengembangkan teknologi pesawat ulang-alik. Sayangnya, misi planetari sempat mati pada akhir 70-an hingga akhir 80-an karena ACTS (Advanced Communication Technology Satellites, diluncurkan pada 1993) berpotensi kurang sempurna, dan terutama karena terjadi beberapa kecelakaan lagi. Pada Februari 1984, satelit telekomunikasi Westar VI ‘tersangkut’ di orbit karena booster-nya mengalami kegagalan. Kemudian, kecelakaan terberat yang menjadi kekhawatiran utama adalah meledaknya The Challenger kurang dari dua tahun kemudian, yang merupakan tragedi tersesar NASA selain meledaknya Columbia pada tahun 2003.
Untung saja, misi planetari tidak terhenti selamanya. Pada era 1990an, satelit Galileo menginvestigasi Jupiter dan bulan-bulannya. Huble Space Telescope juga meneruskan penelusurannya terhadap ruang angkasa dari orbit rendash bumi. Selain itu, sebuah Rover meneliti Mars, mencoba mencari kebenaran akan kabar burung mengenai adanya kehidupan di planet merah tersebut. Rover tersebut dikendalikan dari bumi.
Berkebalikan dari era 70-80an, misi planetari pada masa kini malah makin berkembang dan ditunggu-tunggu kabar beritanya oleh khalayak ramai, bahkan oleh orang awam sekalipun. Orang-orang makin penasaran akan ada-tidaknya kehidupan di planet lain, bahkan mungkin di galaksi lain. Mars bisa dikatakan sebagai objek penelitian utama. Sebab, selain penelitian mengenai ada-tidaknya kehidupan disana, diteliti juga mengenai kemungkinan manusia untuk tinggal disana. Seri baru satelit ulang-alik pun dirancang untuk menjelajahi Mars dan isinya.
Jenis-Jenis Satelit
Ilmuwan membuat satelit dengan kegunaan bermacam-macam. Berikut ini beberapa contoh satelit buatan beserta kegunaanya.
1. Satelit astronomi
Satelit berbentuk teleskop ini mengambang di luar angkasa dan biasa digunakan untuk mengamati planet, galaksi, dan benda luar angkasa lainnya.
2. Satelit komunikasi
Salah satu satelit buatan ini sering diorbit dengan menggunakan geostasioner atau orbit geosinkron. Satelit ini juga biasa dipasang di angkasa untuk keperluan telekomunikasi. Pemasangannya sering menggunakan radio dengan frekuensi gelombang mikro.
3. Satelit pengamat Bumi
Sesuai dengan namanya, satelit ini dengan sengaja dirancang untuk mengamati Bumi, tidak ditujukan untuk kepentingan militer. Bagian-bagian yang diamati melului satelit ini ialah meteorologi, lingkungan, pembuatan peta, dan sebagainya.
4. Satelit navigasi
Satelit ini biasa digunakan untuk mengukur jarak antara bangunan yang satu dan bangunan yang lainnya. Pengukurannya biasanya menggunakan sinyal radio yang disambungkan dengan penerima yang berada di permukaan tanah. Hal itu dilakukan untuk menentukan titik lokasi. Salah satu jenis satelit navigasi yang sering dikenal ialah satelit GPS kepunyaan Amerika Serikat dan satelit Glonas milik Rusia.
5. Satelit mata-mata
Salah satu jenis satelit ini biasa digunakan untuk kepentingan militer, yaitu untuk memata-matai keberadaan dan gerak lawan.
6. Satelit cuaca
Salah satu jenis satelit ini sering diguanakan dalam kepentingan pengamatan iklim di Bumi beserta cuacanya.
7. Satelit miniatur
Jika dilihat dari beratnya, jenis satelit berukuran kecil dan ringan, yaitu satelit mini (500-200 kg), satelit mikro (di bawah 200 kg), dan satelit nano (di bawah 10 kg).
1. Satelit astronomi
Satelit berbentuk teleskop ini mengambang di luar angkasa dan biasa digunakan untuk mengamati planet, galaksi, dan benda luar angkasa lainnya.
2. Satelit komunikasi
Salah satu satelit buatan ini sering diorbit dengan menggunakan geostasioner atau orbit geosinkron. Satelit ini juga biasa dipasang di angkasa untuk keperluan telekomunikasi. Pemasangannya sering menggunakan radio dengan frekuensi gelombang mikro.
3. Satelit pengamat Bumi
Sesuai dengan namanya, satelit ini dengan sengaja dirancang untuk mengamati Bumi, tidak ditujukan untuk kepentingan militer. Bagian-bagian yang diamati melului satelit ini ialah meteorologi, lingkungan, pembuatan peta, dan sebagainya.
4. Satelit navigasi
Satelit ini biasa digunakan untuk mengukur jarak antara bangunan yang satu dan bangunan yang lainnya. Pengukurannya biasanya menggunakan sinyal radio yang disambungkan dengan penerima yang berada di permukaan tanah. Hal itu dilakukan untuk menentukan titik lokasi. Salah satu jenis satelit navigasi yang sering dikenal ialah satelit GPS kepunyaan Amerika Serikat dan satelit Glonas milik Rusia.
5. Satelit mata-mata
Salah satu jenis satelit ini biasa digunakan untuk kepentingan militer, yaitu untuk memata-matai keberadaan dan gerak lawan.
6. Satelit cuaca
Salah satu jenis satelit ini sering diguanakan dalam kepentingan pengamatan iklim di Bumi beserta cuacanya.
7. Satelit miniatur
Jika dilihat dari beratnya, jenis satelit berukuran kecil dan ringan, yaitu satelit mini (500-200 kg), satelit mikro (di bawah 200 kg), dan satelit nano (di bawah 10 kg).
Jenis Orbit Satelit
Banyak satelit dikategorikan atas ketinggian orbitnya, meskipun sebuah satelit bisa mengorbit dengan ketinggian berapa pun.
- Orbit Rendah (Low Earth Orbit, LEO): 300 – 1500km di atas permukaan bumi.
- Orbit Menengah (Medium Earth Orbit, MEO): 1500 – 36000 km.
- Orbit Geosinkron (Geosynchronous Orbit, GSO): sekitar 36000 km di atas permukaan Bumi.
- Orbit Geostasioner (Geostationary Orbit, GEO): 35790 km di atas permukaan Bumi.
- Orbit Tinggi (High Earth Orbit, HEO): di atas 36000 km.










0 komentar:
Posting Komentar